Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Kreativitas ternyata memang bisa mendatangkan rezeki. Seorang ibu di Magelang, Jawa Tengah, mampu menyulap berbagai botol plastik bekas menjadi kerajinan unik. Sebut saja pensil, bolpoin, hingga gunting, semuanya tercipta berkat keuletan Ibu Watik.

Cara membuat kerajinan botol bekas terbilang mudah. Pertama, siapkan botol plastik bekas obat ataupun vitamin serta kain panel beragam warga. Potong kain memanjang sesuai keinginan, lalu tempelkan ke botol secara berurutan dengan lem. Setelah diberi aksesoris manik-manik, kerajinan lucu dan unik pun selesai dibuat.

Kalau Anda hendak membeli, Ibu Watik menjual satu buah kerajinan ini seharga Rp 10 ribu. Namun tidak ada salahnya Anda pun berkreasi sendiri.

Botol bekas air mineral biasanya hanya jadi sampah. Tapi di tangan siswa SMA N 2 Medan botol bekas minuman kemasan itu juga ternyata bisa diolah menjadi sebuah produk kerajinan.

Ketua OSIS SMA Negeri 2, Ari Alpan Tarigan mengaku, ide mengolah botol bekas itu bermula dari kebingungan pihak sekolah melihat tumpukan sampah yang terus menggunung. Terutama, sampah botol minuman bekas.

“Mau diapakan sampah-sampah ini?” ujarnya.

Berangkat dari kesadaran itu, akhirnya tercetuslah ide memilah sampah botol minuman bekas untuk mengurangi sampah di sekolahnya dan mendaur ulang menjadi beragam produk kerajinan.

Ari menambahkan, barang bekas seperti botol plastik bekas minuman dibuat menjadi kap lampu, dan pot bunga, sedangkan kaleng bekas minuman soft drink dibuat menjadi tempat pensil.
“Banyak yang bisa kami buat dari hasil sampah ini,” paparnya.

Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah SMA N 2 Medan, Drs Masri Lubis mengatakan, pihak sekolah sangat mendukung penuh langkah para siswa mengurangi sampah di sekitar sekolah dengan cara yang kreatif.

Terinspirasi Anak, Botol Bekas Jadi Pendulang Rezeki

Ade Hapsari Lestarini – Okezone

Minggu, 17 Oktober 2010 14:23 wib

//  0  0Email0

kerajinan dari botol bekas Foto: Ade Hapsari Lestarini/okezone

kerajinan dari botol bekas Foto: Ade Hapsari Lestarini/okezone

JAKARTA – Tak perlu mempunyai jiwa seni untuk membuat sebuah barang menjadi unik. Asal ada kemauan, apapun yang Anda pegang bisa unik bahkan bisa menghasilkan uang banyak.

Lihat saja Bob Novandy. Kesadarannya akan lingkungan membuat pria ini mengolah barang bekas menjadi barang berharga. Istilahnya, dia mendaur ulang barang tersebut menjadi sesuatu yang lebih berguna dan bisa digunakan oleh siapapun.

Awal mula dia mengembangkan bisnis daur ulang botol bekas pun cukup unik. Kalau bukan karena sang anak, mungkin hingga kini bisnisnya tak pernah ada. Sang anak yang menderita autis sejak 2003, selalu membuang sampah bekas air mineral secara sembarangan di depan mata pria yang akrab disapa Bob ini.

“Waktu itu saya masih kerja di DPR jadi sekretaris pribadi di Komisi I tahun 2003. Anak saya yang kedua autis. Dialah yang membuat saya mikir untuk melakukan tugas negara atau tugas keluarga. Setiap mengantar anak saya ke sekolah, dia selalu kabur. Nah, dia suka minum air mineral dan dibuang saja, saya ambil, ini buang sampah di depan saya, apalagi yang enggak saya lihat, ini yang bikin banjir,” ceritanya kepada okezone, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Lepas itu, dirinya iseng membuat sesuatu yang unik dari botol-botol bekas yang tak sengaja dikumpulkannya. Hasilnya, ternyata selain lucu juga banyak peminatnya. Dirinya bisa membuat lampion, mobil-mobilan, hingga lampu klasik. Dia menambahkan, awal pertama kali karyanya ketika berpartisipasi membuat janur yang bahannya berasal dari botol dan bambu pada saat 17 Agustusan.

“Setiap pulang kerja, akhirnya saya cari-cari botol. Jadi keasikan sendiri. Terus saya bikin-bikin sendiri dan bisa jadi lampion, lampu, ternyata makin lama makin asik. Saya bikin semuanya sendiri,” tukas pria kelahiran 12 November 1955 itu.

Bob pun dalam menjalankan bisnisnya hanya bekerja sendiri. Di mana pekerjaan ini diakuinya membutuhkan ketelitian. Namun apabila sedang banyak orderan, dia akan memberdayakan anak-anak muda di sekitar lingkungannya untuk membantu.

Kesabaran, banyak berzikir, membuatnya mampu bertahan, di kala dirinya sudah tidak lagi bekerja di lingkungan DPR. Karya pertama yang dibuatnya pun berupa lafaz tulisan Allah yang dibuat dari 99 botol.

“Karya saya sekarang ada di Taman Safari ada 280 unit di Balairiung, Hotel Safari Garden ada 80 unit. Ada juga yang sudah sampai Hong Kong berupa lampion. Jadi diambil dari untuk merchandise dari Coca Cola dikirim ke Hong Kong untuk Coca Cola sana,” tukas pria lulusan IISIP ini bangga.

Dia menjelaskan, untuk membuat semua karyanya tersebut tak membutuhkan modal yang besar. Sekira Rp100 ribu. Dia pun menyebut modalnya hanya butuh KGB, CIA, dan FBI. Apa itu? Ternyata Kater, Gunting, Botol (KGB), Cat, Inovasi, Apresiasi (CIA), serta Fantasi, Budaya, Indonesia (FBI).

“Modal awal paling Rp100 ribu lah, jadi itu untuk semua, kater, gunting, lem tembak. Saya cari botol ke lapak pemulung, saya beli kiloan, per kilo cuma Rp4 ribu. Jadi semua enggak dikonsep, apa yang ada di otak saya saja, semua sudah diperhitungkan, dan saya juga enggak pernah ke sekolah seni,” tandasnya.

Demi ingin membagi ilmunya, dia pun membuka workshop di rumah di Jalan Jeruk Manis VI nomor 59 Jakarta Barat. Ini dilakukannya agar orang mulai sadar lingkungan, dan bisa membuat sesuatu yang bekas menjadi berharga. Dia pun tak memungkiri bila ada kendala yang menimpa bisnisnya, seperti masalah hak cipta dan kurang luasnya wadah untuk menapung apresiasinya.

“Saya butuh tempat yang lebih besar lagi, kalau perlu bikin museum, jadi bisa nampung semua. Selain itu untuk hak cipta juga mahal. Pernah saya mau ke Ditjen Haki, saya bayar Rp600 ribu per item, mahal. Jadi saya berencana mau bikin buku. Pemerintah harus mikir itu,” tegasnya.

Untuk omzet, dirinya tidak bisa memastikan pemasukan yang datang per bulan. Karena semua berdasarkan pesanan dan hasilnya selalu berbeda-beda serta dari tingkat kesulitan membuat suatu karya. Sehingga, baginya ini merupakan karya seni yang tak bisa dinilai harganya.

“Lampion ini paling banyak peminatnya. Modalnya cuma Rp20 ribu kalau enggak pakai lampu dan dijual Rp100 ribu,” ujarnya. (adn)(Sumber dari okezone.com)